Selasa, 12 April 2016

Pembibitan Padi Sistem Modern dan Hemat Lahan

PEMBIBITAN PADI CARA MODERN HEMAT AIR DAN LAHAN

Beras sebagai bahan pangan pokok sebagian besar penduduk Indonesia merupakan unsur penting dalam sistem ketahanan pangan nasional. Untuk hal tersebut usahatani padi masih merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia teruatama di pedesaan.
Salah satu tahap dalam kegiatan budidaya padi sawah adalah penanaman bibit. Kegiatan ini memerlukan sekitar 25% dari seluruh kebutuhan tenaga kerja budidaya. Ditambahkan pula bahwa berdasarkan jadwal air ataupun musim tanam tidak dikehendaki selang waktu yang terlalu lama antara lahan yang satu dengan yang lain. Dengan kondisi demikian pengerahan tenaga tanam sangat diperlukan. Dalam hal terjadinya keterbatasan tenaga kerja, peranan alsintan dalam hal penyediaan maupun penanaman bibit sangat diperlukan.
Melihat permasalahan tersebut maka perlu adanya suatu usaha peningkatan intensifikasi pertanian dengan dukungan mekanisasi. Penanaman sebagai salah satu tahap budidaya yang banyak menyerap tenaga kerja berpeluang untuk dialihkan kearah mekanisasi. Sebagai bagian dari kegiatan tanam maka kegiatan penyediaan bibit atau persemaian juga harus dilaksanakan secara intensif.
Bertitik tolak dari kondisi di lapang dan permasalahan yang harus diatasi maka dirancang unit pembibitan padi hemat lahan. Unit pembibitan padi ini bekerja secara terintegrasi mulai dari penyediaan tanah, pupuk, benih, penaburan benih dan pemeliharaan persemaian sampai siap untuk ditanam. Unit tersebut terdiri atas mesin penggiling tanah, penyalur tanah, penakar benih dan pemeliharaan persemaian sampai siap dipindahkan ke lahan tanam.
Keunggulan sistem pembibitan ini dibanding dengan cara pembibitan konvensional adalah persemaian dapat dipelihara di lahan kering di luar areal tanam/sawah dengan penyiraman (hemat lahan/air), mengurangi resiko kegagalan karena banjir di lahan sawah, mengurangi resiko serangan hama dan penyakit, pengendalian pertumbuhan lebih mudah. Pertumbuhan bibit lebih cepat dan Dapat mengikuti jadwal air/percepatan musim tanam.
Perhitungan biaya operasional unit ini menghasilkan harga bibit yang sebanding dengan harga bibit yang ditanam secara konvensional (harga bibit siap tanam termasuk pencabutan dan pengangkutan ± Rp. 350.000/ha areal tanam).
Secara ekonomis unit pemibibitan padi hemat lahan ini membuka peluang bisnis baru dibidang penyediaan bibit bagi petani. Dengan melakukan bisnis perbibitan padi, akan diperoleh manfaat lain yaitu penghematan waktu dan lahan untuk penyiapan tanam padi yang berurutan.(tabloidsahabatpetani)

Senin, 11 April 2016

Petani Adopsi Digital, Pendapatan Bisa Naik 11%

KPP-INFONESIA,Brebes - Presiden Joko Widodo bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mendorong para petani dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) agar mengadopsi teknologi digital berbasis aplikasi.
Pengenalan teknologi aplikasi ini dilakukan dalam peluncuran Program Sinergi Aksi Untuk Ekonomi Rakyat di Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Larangan, Brebes, Jawa Tengah.
"Semua aplikasi ini buatan teman-teman startup," kata Rudiantara kepada detikINET di sela kunjungannya menemani Jokowi di Brebes, Senin (11/4/2016).
Para petani dan UMKM ini sengaja mulai diperkenalkan kepada dunia teknologi agar pendapatan mereka nantinya diharapkan bisa meningkat hingga 11%.
Fakta dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa sejak tahun 2003 hingga 2013, Indonesia telah kehilangan lima juta petani.
Padahal, lanjutnya, berdasarkan riset yang dilakukan sebuah perusahaan konsultan, menyimpulkan dari studi di 26 negara di luar Eropa bahwa teknologi selular dapat meningkatkan pendapatan petani sebesar 11%.
"Ini menjadikan kami memperkenalkan sejumlah aplikasi karya anak-anak bangsa," papar menteri yang akrab disapa Chief RA itu lebih lanjut.
Program yang didorong oleh Presiden Jokowi ini bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup pelaku usaha di pedesaan, dengan cara memberikan kesempatan bekerja/berusaha yang layak bagi petani, peternak, dan nelayan.
Program ini dilaksanakan dibawah koordinasi Kementerian Koordinator bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) dengan melibatkan banyak kementerian, yakni Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kementeian Koperasi dan UKM), Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes), serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Salah satu yang masuk dalam program itu untuk hal pemasaran produk petani pemerintah juga akan mulai mengenalkan sistem pemasaran produk hasil pertanian dengan sistem online (e-Commerce) melalui pengembangan sarana dan prasarana IT sebagai upaya untuk memangkas rantai distribusi hasil produksi dari petani kepada konsumen.
Tujuannya adalah untuk menjaga ketersediaan komoditas pangan dan stabilitas harga sampai pada tingkat konsumen. Sinergi pemasaran ini melibatkan tiga kementerian yaitu Kementerian Kominfo, Kemendag, dan Kementerian Koperasi dan UKM.(detik.com)

Minggu, 10 April 2016

Pabrik Pupuk Ilegal

Beroperasi Sejak 2007, Pabrik Pupuk Ilegal di Sukabumi Dipasarkan ke Sumatera

KPP-INDONESIA,Jakarta - Polres Pelabuhan Tanjung Priok membongkar praktik ilegal produksi pupuk NPK palsu yang terdapat di 4 pabrik di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Empat pabrik tersebut sudah beroperasi sejak 2007 dan produknya telah beredar ke sejumlah provinsi di Sumatera.

"Sindikat ini memiliki pasar atau wilayah edar yang sangat luas yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Riau dan Aceh, dan beberapa di antaranya telah beroperasi sejak tahun 2007 dengan produksi rata-rata mencapai 10 ribu ton per bulan," ujar Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Hengki Haryadi, kepada detikcom, Sabtu (9/4/2016).

Kegiatan ini memiliki dampak yang sangat merugikan bagi para petani sebagai produsen dan masyarakat Indonesia sebagai konsumen. Di samping itu, kegiatan ilegal tersebut juga mengancam ketahanan pangan Indonesia.

"Hal ini juga dapat menurunkan daya saing hasil pertanian Indonesia, sebab kualitasnya jadi buruk bahkan bisa saja para petani gagal panen karena pada pupuk tersebut tidak mengandung unsur hara," ungkapnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok Kompol Victor Inkiriwang mengungkap, pupuk hasil produksi sindikat ini tidak sesuai dengan standar komposisi yang ditentukan pemerintah.

"Bahan yang digunakan untuk membuat pupuk yaitu pewarna pakaian, kapur, dolomit, air dan garam," ujar Victor.

Polisi telah memeriksakan kandungan yang ada di dalam pupuk tersebut ke Pusat Laboratorium Forensik, serta memeriksakan kepada ahli-ahli seperti dari kementerian pertanian, kementerian perdagangan, kemeterian perindustrian dan yayasan lembaga konsumen Indonesia (YLKI).

"Hasil puslabfor, bahwa kandungan pada pupuk tersebut sama sekali tidak mengandung nitrat, sedangkan posfor dan kaliumnya hanya nol koma sekian persen. Jadi tidak ada memgandung unsur hara sama sekali yang dapat menyuburkan tanah," jelas Victor.

Dalam kasus ini, polisi menangkap 4 tersangka pemilik pabrik di Desa Cikembar RT 03/04 Sukabumi, yakni ES (54). Ia sudah beroperasi sejak tahun 2007 dengan wilayah peredaran yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.

Sementara tersangka S (42), pemilik pabrik pupuk di Jalan Jampang Tengah, Kampung Ciembe, Desa Padabeunghar Kecamtan Bojonglopang, Kabupaten Sukabumi yang beroperasi sejak 2014 dan mengedarkan produksinya ke Riau dan Sumatera Utara. Tersangka MH (39), pemilik pabrik di Jl Pelabuhan II Km 13 Kampung Cibodas, Desa Kertaraharja Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pabrik tersebut sudah memproduksi pupuk sejak tahun 2016 dengan wilayah peredaran Sumatera Utara 

Selanjutnya, tersangka IS (54), pemilik pabrik di Desa Babakan Pangleseran, Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat. Pabrik tersebut sudah memproduksi pupuk sejak tahun 2014 dengan wilayah peredaran Sumatera Utara dan Aceh. 

Dari para pelaku ini, polisi menyita 6 kontainer berisi 136 ton pupuk ilegal, 4 unit truk trailer, 12 mesin pembuat pupuk, 41 peralatan dan perlengkapan pembuat pupuk, 10 karung dan ½ galon  bahan pembuat pupuk serta 6 buah alat percetakan yang digunakan untuk kemasan karung.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 106 Jo Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 113 Jo Pasal 57 ayat (2) Undang - Undang No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, Subsidair Pasal 120 ayat (1) Jo Pasal 53 ayat (1) huruf b Undang - Undang No 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Lebih Subsidair Pasal 62 Jo Pasal 8 Undang - Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Lebih subsidair lagi Pasal 37 ayat (1) Jo Pasal 60 Huruf f  Undang - Undang No.12 Tahun 1992 tentang Budidaya Tanaman. (detik.com)

MEMBUAT PUPUK KCL ORGANIK

PROSES PEMBUATAN PUPUK KCL DARI SABUT KELAPA
Oleh : Tonny Purba *)

Salam Tani
Saat ini harga pupuk KCL sangatlah mahal, hampir 500 ribu rupiah per satu zak. Petani jangan pesimis, artinya Alam sudah memberikan sumber pupuk KCL organik, hanya saja petani saat ini belum mau belajar atau belum tau caranya.
Cara membuat KCL organik dalam bentuk POC, fungsinya buat tanaman relatif sama seperti fungsi pupuk kimia KCL, hanya saja karena dari organik kandungan KCL nya tidak sebagus seperti pupuk Kimia KCL, tapi dengan aplikasi berulang-ulang tentu bisa didapatkan hasil beras yang bernas dan berkwalitas
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat KCL organik:
a. Sabut kelapa 25 Kg atau lebih
b. Air 40 liter
c. Drum 1 buah
Cara pembuatan:
~ Pertama-tama bersihkan sabut kelapa dari kulit luarnya. Kemudian serat sabut kelapa yang telah dibersihkan dimasukkan ke dalam drum bekas.
~ Isi drum dengan air sampai terisi penuh
~ Tutuplah drum rapat-rapat.
~ Biarkan drum dalam keadaan tertutup selama 2 minggu.
~ Bila air berubah menjadi hitam kandungan KCl dalam sabut kelapa sudah larut. Air tersebut bisa langsung digunakan sebagai pupuk tanaman.
Cara aplikasinya :
~ Ambilah air dalam drum gunakan siramkan pada tanaman.
~ Penyiraman pada tanaman bisa dilakukan berkali-kali tergantung kebutuhan.
~ Setelah air diambil semuanya sabut kelapa tersebut masih bisa diberi air dan dengan perlakuan sama dan digunakan sebagai pupuk lagi. Bila warna air sudah jernih sabut kelapa harus diganti dengan yang baru.
Selamat mencoba, tidak ada istilah harga Pupuk KCL mahal, selama petani mau belajar, amin..

*) Penulis salah satu pengurus KPP INDONESIA Perwakilan Pulau Jawa

Rabu, 06 April 2016

Produktivitas Tinggi Padi Gogo Pacitan

Produktivitas Tinggi Padi Gogo Pacitan
↓
KPP-INDONESIA,JAWA TIMUR,
Pacitan -- Jawa Timur khususnya Kabupaten Pacitan diharapkan menjadi inspirasi dan model pengembangan produktivitas padi untuk lahan kering (padi gogo) di Indonesia. "Keberhasilan penerapan inovasi padi gogo di Pacitan dapat direplikasi untuk seluruh Indonesia," demikian disampaikan Kepala Badan Litbang Kementan, Muhammad Syakir, pada acara Gelar Teknologi yang dilaksanakan di Desa Ngadirejan, Kecamatan Pringkukuh, Pacitan, Selasa (29/03).
"Padi Gogo secara rata-rata nasional kita bisa capai produktifitasnya maksimal 4 ton per hektar, tapi kita lihat disini, beberapa puluhan varietas di Taman Teknologi Pertanian (TTP) Pacitan ini ada yang lebih dari mencapai 6 ton per hektar, ini dapat dicontoh untuk daerah lain," jelas Kepala Badan Litbang.
Harapan yang besar terhadap pengembangan padi gogo dalam mendukung pencapaian produksi padi secara nasional dapat dilihat dari potensi yang dimiliki dari luas sawah lahan kering lebih besar dibandingkan dari luas lahan padi sawah.
Untuk Jawa Timur sendiri luas lahan keringnya mencapai 1,3 juta ha, sementara luas lahan sawahnya dibawah luas lahan keringnya yakni sebesar 1,017 juta ha.
Gelar Teknologi TTP Pacitan kali ini diisi dengan kegiatan penanaman kedelai, panen padi Gogo, peninjauan ke sarana TTP seperti kandang sapi potong, gudang pakan, dan pengolahan pangan. Selain itu, dilaksanakan pula penyerahan bantuan benih padi Gogo dan mesin pompa air kepada kelompok tani.
TTP Pacitan merupakan salah satu dari 22 Taman Sains dan Teknologi Pertanian yang dibangun oleh Kementan melalui Badan Litbang pada tahun 2015 untuk mewujudkan salah satu Nawacita Bapak Presiden Joko Widodo.
Pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, telah ditetapkan terbangunnya Taman Sains di 34 Provinsi dan Taman Teknologi di 100 Kabupaten dalam waktu 5 tahun. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Kementerian Pertanian melalui Balitbangtan mendapat tugas untuk mengembangkan 1 Taman Sains dan Teknologi Pertanian Nasional (TSTPN), 5 Taman Sains Pertanian dan 16 Taman Teknologi Pertanian. TTP Pacitan merupakan satu dari 16 Taman Teknologi Pertanian yang dibangun di Kabupaten Pacitan yang dipusatkan di Kecamatan Pringkukuh.
Pembangunan TTP Pacitan dilakukan oleh Badan Litbang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Pacitan dan stakeholders lainnya, khususnya dari kelompok akademisi atau Perguruan Tinggi yaitu Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sarana prasarana pelatihan dan show window
inovasi pertanian yang telah disiapkan di pada TTP ini diantaranya gudang alsintan, lantai jemur, gedung transit panenan, gedung mini pabrik olahan, saung tani, bangunan preparasi pengepakan, bangunan preparasi media, screen house, shade house, ruang manajer dan penyuluh, kandang sapi, instalasi biogas dan biourin, bangunan proses kompos, penampungan
sludge , gudang prosesing pakan, biosecurity , tower air, embung dan deep well pump .
TTP Pacitan diharapkan menjadi wahana bagi para peneliti dan penyuluh tidak saja dari Balitbangtan, namun juga dari Universitas atau Perguruan Tinggi untuk penerapan teknologi di satu kawasan dalam skala luas bukan hanya skala laboratorium.
Peneliti dan Penyuluh perlu terus melakukan kajian terhadap kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dalam meningkatkan kualitas produksi dan produktivitas usaha tani. Saat ini yang diperlukan adalah kerja nyata dan sinergi bagi semua komponen pelaksana pembangunan TTP, baik pemerintah pusat, pemda, masyarakat, lingkungan akademisi, maupun bisnis.
“TTP Pacitan adalah salah satu terminal untuk melakukan lompatan penerapan inovasi teknologi menuju kesejahteraan petani bermanfaat untuk seluruh masyarakat,” kata Kepala Badan Litbang.
Selain padi gogo, program utama TTP Pacitan mengembangkan sapi, jagung, kedelai, kacang tanah, cabai, jeruk, dan pisang yang secara berkelanjutan melalui penerapan Good Agricultural Practices (GAP).
Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Pacitan, Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI, Dekan Pertanian UGM, Kadisperta Prov Jatim dan segenap unsur Muspida.(bb padi,litbang,pertanian)

Danau Toba Menjadi Harapan Keberhasilan Petani Padi Tobasa

Danau Toba Menjadi Harapan Keberhasilan Petani Padi Tobasa

KPP-INDONESIA,SUMUT.
Uluan. Penerapan pola tanam jajar legowo yang didukung pengairan sistim pompanisasi di Desa Marom, Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba Samosir  dijadikan sebagai penerapan program upaya khusus pencapaian swasembada pangan.
Pembukaan lahan atau penambahan luas lahan pertanian di daerah itu terus dilakukan. Mengingat, lahan pertanian yang selama ini terkendala hanya dikarenakan pengairan irigasi sudah kering adalah sesuatu yang tidak dipermasalahkan karena melalui pompanisasi dapat menjadi solusi.
Luas lahan pertanian mencapai 1.800 hektare dan saat ini yang berproduksi hanya kisaran 280 hektare selebihnya menjadi lahan tidur alias tidak berproduksi dikarenakan sulitnya pengairan. Padahal hamparan persawahan berada persis di pinggir Danau Toba.
"Ibarat perkataan kami haus di bawah air terjun. Masa kekeringan melanda daerah kami sementara Danau Toba di depan mata," ujarnya diamini Kades R Butarbutar dan menyebut jumlah KK 290 dan luas lahan tidur berkisar 1.000 hektare dan siap diolah bila air tercukupi.
"Saya sampaikan instruksi Menteri Pertanian dan Presiden RI bahwa permasalahan seperti ini akan secepatnya ditanggapi, pertama pompa akan secepatnya dikirimkan sebagai alat pendukung utama, agar lahan sawah yang semula hanya satu tahun sekali, kedepan berpeluang tanam IP200-IP250, atau dua tahun lima kali tanam," ungkap Ali Jamil dalam sambutanya yang mewakili Menteri Pertanian.
Acara itu dihadiri Bupati Tobasa Darwin Siagian yang didampingi Wabup Hulman Sitorus dan sejumlah pimpinan SKPD diantaranya Jonni Hutajulu, Kepala Bapeda James Silaban, Kadis PU Beresman Simangunsong serta Sekdakab Audhi Murphy Sitorus disaksikan sejumlah DPRD daerah itu dan Kapolres AKBP Jidin Siagian, Koramil, Kasdim.
Bupati mengapresiasi perhatian Pemerintah Pusat ke daerahnya, secara khusus mendukung pembukaan lahan pertanian baru untuk mendukung sumbangsih daerahnya dalam ketahanan pangan. "Mari kita laksanakan instruksi yang sudah disampaikan Pak Dirjen, karena, seluruh yang disampaikan hanya untuk kepentingan kita yakni meningkatkan taraf hidup kita sebagai petani menjadi sejahtera.”(litbang.pertanian)

Selasa, 29 Maret 2016

Sutikno, Penemu Sembilan Varietas Padi Unggul Made In Bangorejo

Sutikno, Penemu Sembilan Varietas Padi Unggul Made In Bangorejo

kpp-indonesia.com, Apa yang dilakukan oleh Sutikno Effendi, anggota Kelompok Tani Yudomulyo, Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo ini cukup luar biasa. Pria berusia 48 tahun itu berhasil menemukan sembilan macam bibit padi unggulan hasil perkawinan silang yang bisa menghasilkan panen beberapa kali lipat dibanding bibit padi konvensional.

Karya besar Sutikno ini terinspirasi oleh kualitas padi kelas impor seperti jenis hibrida yang bisa menghasilkan panen dua kali lipat dibanding bibit padi lokal, pada 2003. Dari sana, Sutikno terus berpikir keras mencari jawaban.

Sambil terus merenung, bapak tiga anak, itu terus mencoba menemukan jawaban, mengapa bibit padi dari luar negeri selalu lebih bagus dibanding bibit lokal. Padahal di sisi lain, dia yakin bahwa sebenarnya para petani di Indonesia, tidak kalah cerdas dan tidak kalah kreatif dibanding dengan para petani dari luar negeri.

Pada 2003, suami Yurmaini itu akhirnya mulai menemukan jawabannya. Saat itu, dia berpikir bahwa tanaman holtikultura atau sayur mayur bisa berproduksi secara berlipat ketika dikawinkan secara silang. ''Contohnya kacang panjang, kalau dikawinkan silang maka menghasilkan buah yang bagus. Begitu juga dengan holtikultura lainnya," tutur sarjana pendidikan tersebut.

Berawal dari pemikiran tersebut, Sutikno mencoba menyamakan praktik kawin silang tanaman holtikultura itu dengan tanaman padi. Awalnya, dia mencoba mengawinkan bibit tanaman padi lokal, yaitu jenis IR dan Ceheran.

Ternyata luar biasa, percobaan tersebut bisa menghasilkan panen padi berlipat dibanding pada umumnya. Bibit padi hasil perkawinan silang tersebut ternyata memiliki banyak keunggulan. Satu malai (baca: tangkai) anaman bisa menghasilkan 450 sampai 700 butir padi. Padahal biasanya, satu malai padi hanya bisa menghasilkan 170 sampai 200 butir padi.

Bukan hanya itu, yang cukup membanggakan, bibit hasil perkawinan silang tanaman padi tersebut, ternyata umurnya lebih cepat dibanding bibit padi pada umumnya. ''Umumnya tanaman padi berumur di atas seratus hari baru panen. Nah, bibit ini bisa di bawah seratus hari sudah panen," ujarnya.

Keunggulan lain bibit temuan Sutikno adalah tinggi batang sedang, agak besar, tidak mudah roboh walaupun diterjang angin dan hujan, dan memiliki malai lebih panjang. Selain itu, satu bibit padi bisa beranak antara 15 sampai 25 tanaman

Yang lebih menarik lagi, tanaman padi ini juga bisa menghasilkan panen berlipat-lipat dibanding bibit padi konvensional. ''Dalam satu hektare tanaman, rata-rata bisa menghasilkan 16 ton padi. Padahal umumnya, dalam satu hektar hanya 4,5 ton. Kalau hibrida bisa 8 sampai 11 ton," sebutnya.

Merasa bibit temuannya cukup unggul dan banyak bermanfaat bagi peningkatan ekonomi para petani, dalam perkembangannya, Sutikno, terus melakukan percobaan terhadap bibit padi yang lainnya.

Kali ini, dia mencoba mengawinkan bibit tanaman padi dari Cilacap dan IR 64 Prima, selain itu juga mengawinkan bibit tanaman padi dari Kalimantan Timur, dan Bengkulu. Hasilnya juga cukup mengembirakan. Kualitas dan keunggulan bibit hasil perkawinan silang tersebut, ternyata juga sama dengan padi lokal IR dan Ceheran. ''Sementara, tiga produk bibit ini yang sudah beredar dan ditanam oleh banyak petani, tepatnya mulai banyak dikenal sejak 2007" ujarnya.

Bagaimana dengan enam bibit lainnya? Dia mengakui, enam jenis bibit padi temuannya yang sementara diberi inisial STIK 205, STIK 171, STIK 191, STIK 141, STIK 131 dan STIK 121, masih dalam taraf pembenahan dan belum siap dijual kepada para petani. ''Istilahnya masih perlu pemurnian lagi," tandasnya.

Ada dua cara mengawinkan tanaman padi yang menghasilkan bibit unggul tersebut. Yakni secara paksa dan alami. Teknis perkawinan paksa dilakukan dengan cara menyinari padi dengan kaca fokus, tepatnya dua hari setelah malai tanaman padi tumbuh. ''Begitu kelopak padi membuka, putik sari bibit padi yang akan kita kawinkan langsung kita tabur," jelasnya.

Sedang cara yang kedua, yaitu mengawinkan secara alami, yaitu menunggu sampai tanaman padi membuka kelopaknya. Hal ini, biasanya terjadi antara pukul 09.00 sampai 11.00. Sehingga ketika menempuh cara kedua ini, dia harus cermat dan telaten menunggu di sawah mulai pukul 09.00 sampai 11.00. ''Begitu kelopak padi membuka, putik sari bibit yang akan kita kawinkan langsung ditabur," jelentreh Sutikno.

Sayangnya, keberhasilan Sutikno, menemukan varietas padi made in Bangorejo tersebut kurang diimbangi dengan perhatian pemerintah. Terbukti sampai saat ini, temuannya belum mendapatkan hak paten. Padahal, bibit tanaman padi tersebut, sudah banyak dimanfaatkan oleh para petani di Jawa Tengah, Sulawesi, Kalimantan, serta berbagai kota lain di Indonesia. ''Mau ngurus hak paten kok rasanya sulit banget gitu. Saya sendiri heran mengapa kok begitu sulitnya mendapatkan hak paten," kata Sutikno.

Sementara itu, anggota DPR RI asal Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Abdullah Azwar Anas, yang ikut juga berkunjung dan berdialog dengan para petani, mengaku cukup bangga dengan penemuan bibit unggul oleh para petani. Sayangnya, temuan yang sangat luar biasa itu, kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah dan kurang banyak diketahui oleh pihak luar.
''Inilah pentingnya mengenalkan produk lokal ke daerah lain bahkan ke luar negeri. Mudah-mudahan suatu saat ada even pameran pertanian nasional dan bisa diikutsertakan. Kita siap memfasilitasi," ujarnya. (Sumber: radioglobalmediaswarafm.com)

Jumat, 25 Maret 2016

Bank Benih, Jalan Mewujudkan Kemandirian Petani

Bagi petani, benih merupakan kesatuan, tak dapat dipisahkan. Benih menjadi modal penting bagi kelangsungan kehidupan petani.
Tidak hanya penting dalam konteks budidaya-ekonomi, namun benih juga menjadi simbol sosial-budaya dan religi yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupannya. Sejarah mencatat, petanilah pihak yang paling berjasa dalam menjaga benih.
Namun sayang saat ini petani justru tak memiliki kuasa atas benih yang selama ini mereka miliki. Menurut Said Abdullah, manager advokasi dan jaringan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), petani tak lagi memiliki kedaulatan atas benih. Penguasa terbesar benih bukan lagi petani tetapi perusahaan.
Dalam waktu kurang dari tiga dekade perusahaan transnasional telah menguasai peredaran benih di dunia. Data ETC Group tahun 2007 menunjukkan sekurangnya 67% pasar benih dengan nilai perdagangan mencapai 14,785 juta dolar dikuasai hanya oleh 10 perusahaan transnasional. Pun di Indonesia, benih dikuasai oleh perusahaan yang sebagian besar berafiliasi dengan perusahaan transnasional. Pada tahun 2008, sekurangnya 71% benih jagung, 40% benih padi, dan 70% benih hortikultura dikuasai perusahaannya.
Sementara Dwi Andreas Santosa dari ICBB menilai perusahaan-perusahaan transnasional telah secara nyata meminggirkan hak-hak petani. Yang nampak adalah upaya ekslpoitasi sumberdaya genetik untuk sebesar-besarnya keuntungan mereka. Padahal penguasaan benih semestinya diserahkan kembali kepada petani.
Untuk menandingi kerakusan perusahaan-perusahaan ini maka pada tanggal 12 Juli 2012, dalam acara sarasehan petani nasional yang dihadiri 70 orang perwakilan petani dan organisasi non pemerintahan dari Jawa dan Sumatera, di Bogor telah dibentuk dan dideklarasikan asosiasi bank benih tani indonesia atau AB2TI (indonesian farmer seed bank asociation). AB2TI ini dirancang untuk mengakomodasi dan mendorong berbagai inisiatif pemuliaan benih yang telah dilakukan petani dan kelompok pemulia benih yang ada.
Said mengutarakan, AB2TI ini dimaksudkan menjadi pusat perbenihan yang dimiliki oleh Petani Indonesia dalam upaya meningkatkan penguasaan dan mewujudkan kedaulatan petani atas benih. Bank benih ini menjadi alat untuk memutus ketergantungan petani ada perusahaan dengan menyediakan berbagai benih bermutu hasil karya mereka sendiri.
Lahirnya B2TI ini juga merupakan kritik tidak langsung atas kebijakan pemerintah masih jauh dari cukup untuk melindungi petani. Regulasi yang ada justru menempatkan petani semakin tersubordinasi dan melanggengkan ketergantungan pada produk-produk perusahaan. Selain undang-undang yang tak berpihak ke petani, program yang digulirkan pun mendorong petani semakin tersubordinasi. Program Bantuan Benih Padi Langsung yang digulirkan pemerintah contohnya. Benih yang digunakan sebagian besar merupakan benih hibrida unggul impor produksi perusahaan besar bukan berasal dari benih lokal produksi petani. Dalam kurun 2007-2012, sekurangnya 5,7 triliun dibelanjakan pemerintah untuk subsidi benih tersebut. Padahal dana sebanyak itu jika dialokasikan langsung untuk mendukung pengembangan perbenihan petani melalui pengembangan bank benih petani akan sangat nyata berguna.
Menurt Dwi Anderas, hadirnya AB2TI ini diharapkan menjadi sistem pendukung budidaya pertanian yang berkelanjutan. Dengan demikian cita-cita kemandirian dan kesejahteraan petani dapat dicapai.
Dalam mencapai cita-citanya, AB2TI akan berfokus pada upaya konservasi melalui koleksi, karakterisasi, indentifikasi benih-benih yang dimiliki petani. Selain itu, akan dilakukan penelitian dan pengembangan teknologi perbenihan, pendampingan dan pelatihan petani pemulia benih, dan advokasi serta kampanye publik.
AB2TI juga diharapkan menjadi media bagi perlindungan atas berbagai upaya pengriminalisasian petani pemulia benih seperti yang terjadi pada tiga petani jagung di Kediri beberapa tahun lalu.
Selain mengawal pembahasan Undang-undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani di DPR, judicial review atas Undang-undang nomor 12 tahun 1992 tentang system budidaya tanam merupakan upaya advokasi yang menjadi target utama. (Marwan Azis).
Sumber : binaswadaya

Kamis, 24 Maret 2016

2016, Tahun Kebangkitan Modernisasi Pertanian


Mekanisasi pertanian merupakan pintu masuk awal bagi modernisasi pertanian. Melalui mekanisasi kesan kumuh pertanian dapat dihilangkan, sehingga petani muda mau menjalankan semua aktivitas tanpa menjadi kotor. Selain menghilangkan kesan kumuh, modernisasi pertanian juga turut berperan meningkatkan hasil produksi pangan nasional. Seperti yang terlihat dalam Gelar Teknologi Pertanian Modern di Subang (20/10/2015).
Kegiatan yang dihelat bertepatan dengan 1 tahun pemerintahan Kabinet Kerja ini menampilkan tiga inovasi teknologi pertanian yaitu pengolahan lahan, penanaman serta pemanenan yang semuanya menggunakan alat dan mesin pertanian modern hasil produksi dalam negeri. (Pustaka deptan)

MENGATASI WALANG SANGIT

MENGATASI WALANG SANGIT DENGAN RAMUAN RAMAH LINGKUNGAN



Bahan: Daun Sirsak (Annonanmuricata) dan Daun Tembakau (Nicotiana batacum)
Cara Pembuatan:
1. Ambil 50 lembar daun sirsak dan
1 ons tembakau.
2. Dilumatkan bersama-sama
3. Rendam dengan satu liter air selama 24 jam
4. Air rendaman diperas dan disaring, kemudian dilarutkan hingga volumenya kurang lebih 30 liter.
5. Semprotkan ke lahan.
Selamat Mencoba........!!!
Anda punya pengalaman mengatasi walang sangit, silahkan berbagi di komentar di bawah ini....

follow twitter admin di www.twitter.com/jhritonga17
-sumber :blog.pertanianorganik

MARI KITA MULAI TRADISI "BARTER BENIH"

MARI KITA MULAI TRADISI "BARTER BENIH"


Melalui ‪#‎kpp_indonesia‬ ini, saya ingin melakukan hal yang berguna dan bermanfaat
bagi para pembaca semua, khususnya para petani Padi Indonesia tercinta ini.
Cara yang mungkin bisa kita lakukan dan mudah dilakukan adalah melakukan BARTER BENIH.
Barter adalah salah satu solusi yang bisa kita lakukan. Bila ada petani A yang tanam varietas terbaru, kemudian hasilnya bagus. Dan pada saat yang sama, ada petani B yang tanam benih lain yang bagus.
Pada kesempatan lain, petani B ini ingin tanam varietas terbaru tsb. Maka petani B dapat menghubungi petani A. Bila melalui komentar atau email atau hp maka terjadi kesepakatan adanya barter tsb.
Kemudian petani C ingin ikut juga melakukan hal yang sama, maka petani C ini dapat melakukan hal yang sama. Begitu seterusnya,,,,
Sehingga, benih yang merupakan anugrah dari Sang Pencipta yaitu ALLAH SWT akan menjadi
berkah tersendiri bagi insan lain. Dan bagi para pemulia benih itu sendiri, ada pahala yang akan dini’mati di dunia dan di akhirat nantinya.
Amin
Di era modern ini, di negara maju sekalipun, metode barter sedang trend . Mengapa ? sebab metode barter ini mempunyai keunggulan dan kelebihan tersendiri.Bila ada kasus, bahkan banyak kasus, banyak petani yang beli benih kemudian benih t ersebut tidak sesuai dengan harapannya. Ini bisa jadi benih tsb palsu, kadaluarsa, dioplos, dll. Ini jelas-jelas merugikan banyak pihak.
Nah, barter ini bisa menjadi salah satu solusi bagi kita semua.(blog.ceritanurmanadi)

Selasa, 22 Maret 2016

Cara Memilih Benih Unggul Padi Bernas

SORTIR BENIH PADI DENGAN AIR GARAM
Oleh ; Tony Purba
Saat ini ada cara yang bisa dipilih oleh petani dalam memperoleh benih unggul terbaik yaitu dengan cara memilih benih unggul padi bernas menggunakan indikator telur dan garam, cara ini bertujuan untuk memisahkan benih yang bernas dari benih yang jelek. Caranya sangatlah mudah yaitu dengan hanya menyediakan air, garam, telur, wadah (ember) dan benih padi.
Berikut merupakan cara / tahapan perlakuannya :
(1). Siapkam wadah yang di gunakan boleh ember
(2). Masukkan air kedalam wadah. Tes awal masukkan sebutir telur ke air dan telur akan tenggelam kedasar air
(3). Masukkan garam ke dalam air (Ini bertujuan agar berat jenis air garam menjadi meningkat). Masukkan garam disertai dengan diaduk-aduk biar lebih cepat larut, dan tambahkan garam hingga telur bila dimasukkan menjadi terapung kepermukaan air
(4). Masukkan telur kedalam air. Apakah mengapung? Bila telur masih tenggelam maka tambahkan lagi garam, dan bila sudah mengapung maka pemberian garam diberhentikan. (umumnya telur mengapung pada perbandingan 20 gram garam setiap 1 liter air)
(5). Kelaurkan telur yang sudah dalam keadaan mengapung
(6). Masukkan benih kedalam larutan air garam. Benih yang bernas akan tenggelam, benih yang hampa dan retak akan mengapung.
(7). Buang benih yang mengapung.
(8). Pilih benih yang tenggelam sempurna.
(9). Cuci bersih dan tiriskan benih yang tenggelam tadi.
Bila sudah melakukan cara seperti diatas, maka diperolehlah benih benas yang bermutu dan berkualitas.

kenapa kita dapat menggunakan larutan air garam tersebut untuk menyeleksi benih ?.
Air garam memiliki massa jenis lebih tinggi daripada air tawar, dimana makin tinggi massa jenis cairan maka makin mudah bagi obyek melayang di dalamnya. Bisa dibahasakan kembali dengan kerapatan air laut itu lebih tinggi dibandingkan air murni.

Kebutuhan dan Permintaan Ketan di Indonesia


Ketan digunakan untuk konsumsi rumah tangga maupun industri. Namun, data produksi maupun permintaan ketan belum tercatat dengan baik. Data produksi ketan masih menyatu dengan data produksi beras pada umumnya, begitu pula data konsumsinya. Sebagian kebutuhan ketan masih dipenuhi dari impor.
Impor beras masih berlangsung setiap tahun meski dalam jumlah yang terbatas. Beras yang diimpor terdiri atas beberapa jenis, yakni beras yang diimpor oleh Bulog dan beras khusus. Jenis beras yang diimpor oleh Bulog memiliki tingkat kepecahan 5-25% dan digunakan untuk stabilisasi harga, penanggulangan keadaan darurat dan kerawanan pangan, serta untuk raskin. Sementara beras khusus meliputi beras ketan utuh, beras ketan pecah 100%, beras pecah 100%, beras thai hom mali, beras japonica, beras basmati, dan beras khusus lainnya.
Meskipun ketan telah banyak diproduksi di dalam negeri, data produksinya belum tersedia dengan baik, termasuk data permintaan dan kebutuhan ketan untuk industri. Data produksi ketan masih dikategorikan sebagai data produksi padi dalam arti luas, sedangkan data produksi padi hanya dibedakan antara padi sawah dan padi gogo.
Beberapa kajian menyebutkan bahwa sentra produksi ketan terbatas di Kabupaten Subang (Jawa Barat) dan Lumajang (Jawa Timur) serta sebagian wilayah Jawa Tengah. Ketan juga ditanam di beberapa wilayah di Sumatera Barat dan jenis ketan merah telah diusahakan di Kabupaten Enrekang
dan Tanah Toraja (Sulawesi).
Sumber : web pustaka deptan

Jumat, 18 Maret 2016

Hama Eksotik Tanaman Padi


Hama belalang Oxya spp. umumnya meletakkan telur dalam tanah atau pada batang padi dan gulma. Hama Oxya meletakkan telur pada pelepah talas dengan gejala berlubang-lubang, telur akan menetas 4 minggu setelah diletakkan. Hama Oxya spp dapat menyerang pertanaman padi pada musim hujan maupun musim kemarau. Belalang ini memakan daun padi selama masa pertumbuhan vegetatif,terutama pada fase memasuki pembentukan malai, hama ini kadang juga merusak batang tanaman padi dan daun bendera. Serangan dapat menyebabkan hampir seluruh tepi daun habis dengan menyisakan tulang-tulang daun. Sebagai hama tanaman padi, Hama Oxya spp lebih dikenal dengan sebutan belalang padi (rice grasshopper).
Hama ini banyak ditemukan di Bogor, Petani umumnya mengendalikan hama dengan menggunakan pestisida secara berlebihan sehingga menyebabkan resistensi dan resurjensi, residupada hasil panen, dan pencemaran lingkungan. Penggunaan pestisida dapat dikurangi dengan menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Tidak menanam talas berdampingan dengan padi merupakan salah satu cara yang perlu dipatuhi karena Oxya spp, terutama pada area pertanaman padi yang berdekatan dengan tanaman talas. Hama belalang
Oxya spp sangat menyukai pelepah daun talas untuk meletakkan telur dan sebagai inang alternatif sebelum menyerang tanaman padi.
Pengendalian secara kimiawi merupakan alternatif terakhir apabila populasi hama sudah diatas ambang kendali dan tidak bisa dikendalikan oleh musuh alami. Selain itu kondisi pertanaman padi harus bersih dari gulma karena dapat menjadi inang alternatif untuk aktivitas makan dan peletakan telur hama belalang ini. Informasi ini merupakan salah satu artikel yang tercantum dalam Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian ---> Vol.36 No.3 Th. 2014

Sumber : Website pustaka deptan

BUMD Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional

BUMD Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional
Salah satu unsur penting dalam ketahanan pangan adalah ketersediaan beras. Institusi yang diberi tugas oleh pemerintah dalam menjamin ketersediaan beras nasional adalah Bulog yang berperan dalam pemenuhan Program Beras untuk Masyarakat Miskin (Program Raskin) dan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Masalah lainnya adalah pemilikan sarana terbatas, selain masalah personil dan mekanisme kerja internal Bulog. Sejak era otonomi daerah, setiap daerah memiliki kewajiban mewujudkan ketahanan pangan di daerahnya. Beberapa program yang sudah dilakukan adalah membentuk Cadangan Pangan Daerah untuk berbagai kebutuhan, terutama bencana alam.
Untuk membantu Bulog menyerap beras petani, keberadaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang pangan sangatlah logis. BUMD pangan memiliki peran serupa dengan Bulog, namun pada level daerah (kabupaten). Beras yang terkumpul di BUMD Pangan diprioritaskan untuk kebutuhan masyarakat setempat dan sisanya untuk cadangan beras Bulog. Justifikasi lain pendirian BUMD adalah: (1) mempercepat proses pembangunan daerah dan membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat, (2) sebagai mitra masyarakat dalam menyukseskan pembangunan sebagaimana nafas dari prinsip perekonomian nasional, serta (3) mewujudkan kemandirian pangan daerah, mengefisienkan manajemen pangan nasional, meringankan biaya transportasi, serta menjamin ketersediaan pangan di tingkat lokal yang lebih sesuai dengan kebutuhan.
Kegiatan yang saat ini berjalan adalah pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan pemasaran hasil pertanian khususnya beras. Dengan kegiatan ini, BUMD mampu menstabilkan harga beras di tingkat petani dengan melakukan pembelian gabah sesuai harga pasar. BUMD juga mampu menyediakan sarana produksi pertanian dan teknologi bekerja sama dengan kelompok tani. Informasi ini merupakan salah-satu artikel yang tercantum dalam
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian >> Vol.37 No.1 Th. 2015

Sumber : website Pustaka Deptan

Senin, 14 Maret 2016

Tehnik Irigasi Dan Pengaturan Pengairan Pada Lahan Persawahan

Tehnik Irigasi Dan Pengaturan Pengairan Pada Lahan Persawahan

kpp-indonesia.com- Pengairan adalah kunci utama dalam pertanian padi, baik tidaknya kualitas dari produktivitas padi sangat bergantung pada bagaimana kita mengatur dan mengelola air. Tapi kita juga harus kita mengerti bahwa pada dasarnya padi bukan merupakan tumbuhan air, sehingga tanaman tersebut tidak harus selalu digenangi air.. Dengan memahami hal ini, maka diharapkan para petani dapat menghemat dalam penggunaan air dan dapat melakukan pengairan secara tepat..
Pada budidaya tanaman padi sebaiknya pengairan dilakukan secara berselang atau pengairan intermiten. Pengairan berselang adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian.
Manfaat Dan Tujuan Pengairan Berselang:
Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi jangkauanya menjadi lebih luas.
Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara sehingga perakaran lebih sehat dan dapat berkembang lebih dalam.
Mencegah timbulnya keracunan besi.
Mencegah terjadinya penimbunan asam organik dan gas H2S yang akan bisa menghambat perkembangan akar
Akar bisa berkembang lebih baik
Mengurangi Resiko terjadinya kerebahan,
mengaktifkan jasad renik mikroba yang sangat bermanfaat bagi tanaman padi
mengurangi jumlah anakan padi yang tidak produktif
menyeragamkan proses pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah sehingga lebih dapat efektif dalam penyerapan tanaman.
Mengurangi resiko serta memudahkan pengendalian dan pencegahan hama berupa keong mas,
Mengurangi resiko penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang
Mencegah terjadinya busuk batang.
( Sumber: Badan Litbang Pertanian )
Berikut Cara Penerapan Pengairan Yang Tepat:
1. Saat proses penanaman bibit baru, sebaiknya kondisi air di sawah dalam keadaan macak-macak. Hal tersebut dimaksudkan agar memudahkan para petani dalam menanam bibit padi. Selanjutnya secara bertahap tanaman digenangi air setinggi 2-5 cm.
Kondisi ini dibiarkan sampai 10 hari, karena selama waktu 10 hari tersebut bibit yang telah dicabut mengalami stress akibat terkena terik matahari, Penggenangan air ini bertujuan untuk mengurangi stress akibat terik matahari. Setelah lebih dari 10 hari setelah tanam, air dibiarkan sampai kondisi macak-macak kembali sampai 14 hst. Saat inilah waktu yang pas untuk pemberian pupuk yang pertama.
2. Sekitar 2 hari setelah pemupukan sawah kembali digenangi air setinggi 3-5 cm. Begitu seterusnya dengan selang waktu yang sama.
3. Setelah memasuki vase generatif, maka sebaiknya tanaman selalu digenangi air setinggi 3-5 cm. Tapi, hal ini pun tak mutlak harus dilakukan. Tanaman juga masih bisa di biarkan dalam keadaan macak-macak. Pada fase generativ ini tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang banyak untuk pengisian bulir padi.
4. memasuki usia 10-14 hari sebelum masa panen, sawah dibiarkan dalam kondisi macak-macak sampai kering. karena apabila dalam kondisi tersebut tanaman digenangi air maka hasil panen padi akan kurang bagus.

Sumber : kabartani.com

Minggu, 13 Maret 2016

INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SAWAH

INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SAWAH PDF Cetak E-mail
Oleh Dede Rusmawan, SP   
PENDAHULUAN
Potensi sub sektor pertanian Kepulauan Bangka Belitung tergolong tinggi, mengingat ketersediaan lahan untuk kegiatan pertanian masih cukup tersedia, termasuk dalam hal ini adalah untuk peruntukan lahan sawah. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan lahan lahan pertanian yang belum optimal. Potensi lahan untuk subsektor pertanian lahan basah untuk padi sawah tersedia 14.988 ha. Lahan basah yang sudah dibuka sekitar 11.000 ha dan yang baru dimanfaatkan sekitar 8.000-an ha. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus melakukan upaya peningkatan produksi padi melalui peningkatan produktivitas dan perluasan areal sawah. Perluasan areal sawah baru yang diiringi implementasi teknologi pertanian dapat meningkatkan produksi padi.
Budidaya padi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih tergolong tradisional dimana petani belum sepenuhnya mengikuti teknik budidaya yang direkomendasikan. Agar dapat meningkatkan produktivitas perlu ada inovasi teknologi budidaya padi sawah yang dapat diterapkan oleh petani sesuai spesifik lokasi, sehingga dapat diterapkan dengan mudah.


BUDIDAYA PADI SAWAH
I. PENYIAPAN BENIH
  • Gunakan benih bermutu/berlabel.
  • Pemilahan benih menggunakan larutan ZA dengan konsentrasi 225 g/liter air atau larutan garam dengan konsentrasi 30 g/liter air. Benih yang terapung dibuang, sedangkan benih yang digunakan hanya yang tenggelam.Selanjutnya benih dibilas dengan air, kemudian direndam selama 24 jam, dan setelah itu ditiriskan/diperam sampai ada tanda putih pada pangkal benih (24-48 jam) lalu disebar di persemaian.
  • Pada daerah yang endemik hama atau penyakit disarankan melaksanakan perlakuan benih dengan pestisida berbahan aktif fipronil atau fungisida. Setelah direndam 24 jam benih ditiriskan dan dicampur regent 50 sc dengan dosis 12,5 cc/kg benih sebelum diperam.



II. PERSEMAIAN
  • Luas persemaian untuk 1 ha adalah 400 m2
  • Bedengan lebar 1,0 – 1,2 m panjang disesuaikan keperluan.
  • Tambahkan 2 kg/m2 bahan organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memudahkan pencabutan bibit.
  • Setelah umur bibit 15 – 20 HSS, bibit siap dipindahkan ke lahan pertanaman.


III. PENGOLAHAN LAHAN
  • Lahan sawah disiapkan dengan cara pengolahan tanah sempurna dan apabila tidak memungkinkan, maka tanah dapat diolah minimal atau tanpa olah tanah.
  • Dalam pengolahan tanah ada beberapa faktor yang harus diperhatikan:
  • ketersediaan air,
  • waktu tanam perlu serempak agar sesuai dengan pola  di wilayah setempat.
  • jenis dan tekstur tanah.

IV. PENANAMAN
  • Umur bibit < 21 HSS. Tanam bibit muda tidak dianjurkan pada lahan yang draenasenya buruk atau endemik keong mas.
  • Bibit ditanam cukup 1-3 batang/lubang tanam.
  • Jarak tanam menentukan populasi tanaman/satuan luas :
(1) tegel 20 cm x 20 cm = 25 rumpun,
(2) tegel 25 cm x 20 cm = 16 rumpun,
(3) legowo 2:1; 40 cm x (20 cm x 10 cm) = 33 rumpun
(4)legowo 2:1; 50 cm x (25 cm x 12,5 cm) = 21 rumpun
(5) legowo 4:1; 40 cm x (20 cm x 10 cm) = 40 rumpun
(6) legowo 4:1; 50 cm x (25 cm x 12,5 cm) = 26 rumpun
Keuntungan dan kelemahan system tanam legowo
Keuntungan:
-        Semua barisan rumpun berada pada bagian pinggir yang memberikan hasil tinggi.
-        Tanaman yang mendapat efek samping produksinya dari yang tidak mendapat efek samping.
-        Pengendalian hama penyakit lebih mudah, ruang kosong untuk pengaturan air , atau mina padi.
Kelemahan: jumlah benih yang diperlukan lebih banyak dan upah buruh lebih tinggi.

V. PEMUPUKAN
  • Kebutuhan hara tanaman dipengaruhi:
  • Potensi hasil varietas,
  • Iklim (musim hujan atau musim kemarau)
  • Ketinggian tempat
  • Ketersediaan hara dalam tanah
  • Pola tanam (monokultur, polikultur,rotasi tanaman).
Takaran pupuk untuk tanaman padi bergantung: 1)status hara tanah, 2) Kebutuhan tanaman akan hara, 3) Kandungan hara dalam pupuk.
Manfaat dan dampak penerapan pemupukan spesifik lokasi:
-        Pemberian pupuk yang tepat takaran, tepat waktu, dan jenis pupuk  yang diperlukan  sesuai, maka pemupukan akan lebih efisien, hasil tinggi, dan pendapatan petani meningkat.
-        Pencemaran lingkungan dapat dihindari, kesuburan tanah tetap terjaga, dan produksi padi lestari.
-        Mengurangi biaya pembelian pupuk.

Teknologi penggunaan pupuk:
-        Gunakan pupuk sesuai stadia pertumbuhan tanaman.
-        Buat jadwal pemupukan:
-        Pemupikan dasar
-        Pemupukan N susulan
-        Pemupukan K susulan
-        Tetapkan tingkat hasil yang ingin dicapai (5-8 ton/ha)

Dokumentasi:


Tabel 1. Waktu Aplikasi pemupukan
PUPUK
PERTUMBUHAN AWAL
ANAKAN AKTIF
PRIMORDIA
Umur (HST)
0 - 14
21 -28
35 -50
Nitrogen (N)
Takaran sedang (50-100 kg urea/ha)
Berdasarkan BWD
Berdasarkan BWD
Fosfor (P2O5) dan Sulfur (S)
100 %
(seluruhnya)
-
-
Kalium (K2O)
50-100%
-
Jika diperlukan ditambah 50%

Pemupukan N susulan
  • Pilih cara pemupukan N susulan:
-        Berdasarkan waktu yang ditetapkan (stadia pertumbuhan)
-        Kebutuhan riil tanaman
  • Berdasarkan waktu yang ditetapkan:
Bandingkan warna daun padi dengan skala BWD pada saat anakan aktif (21-28 HST) dan fase promordia (35-50 HST
Tabel  2. Takaran pupuk urea yang akan diberikan

Pembacaan BWD sesaat sebelum pemupukan
Respon Pupuk N
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
Tingkat hasil (GKG)
5 t/ha
6 t/ha
7 t/ha
8 t/ha
Takaran pupuk urea (kg/ha)
BWD<3,5
75
100
125
150
BWD=3,5
50
75
100
125
BWD>4
0
0-50
50
50

  • Kebutuhan N sesuai dengan kebutuhan riil tanaman
-        Bandingkan warna daun dengan skala BWD selang 7-10 hari, mulai sekitar 21 hari HST sampai primordia bunga (sekitar 50 HST).
-        Berikan pupuk N apabila warna daun di bawah nilai kritis (<4).

VI. PENGENDALIAN GULMA
Pengendalian tidak langsung:
-        Pengolahan tanah sempurna
-        Benih bermutu/berlabel
-        Irigasi (pengaturan genangan air)
-        Varietas (sistem kanopi, pertumbuhan)
-        Populasi tanaman (tanaman optimum)

Pengendalian langsung:
A. Cara Manual dan Mekanisasi:
-        Gulma dicabut menggunakan tangan lalu diinjak-injak dibenamkan kedalam lumpur.
-        Menggunakan alat gasrok, landak. Kelemahan gulma yang ada dalam barisan dan dekat rumpun padi tidak terkendalikan, maka perlu dicabut pakai tangan. Keuntungannya akar rambut yang tua dirusak, sehingga merangsang tumbuh akar muda yang baik untuk penyerapan hara.

B. Pemakaian Herbisida
-        Penyemprotan harus mengetahui kalibrasi penyemprotan
-        Mengetahui formulasi herbisida (cairan,emulsi, butiran atau tepung)
-        Cara aplikasi (dosis, waktu)
-        Sifat kerja herbisida (selektif, non selektif)
-        Cara kerja herbisida (sistemik, kontak)
Penggolongan Herbisida
A. Herbisida selektif:
-        Herbisida kontak melalui daun (propanil)
-        Translokasi melalui daun (2,4D, MCPA dll)
  • Pemberian melalui akar (atrazin)

B. Herbisida non selektif:
  • Kontak melalui daun (paraquat)
  • Translokasi melalui daun (glifosat)
  • Pemberian melalui akar (fenuron, TEA)

C. Waktu Aplikasi Herbisida
  • Pra-tanam (pre-planting), aplikasi sebelum ada tanaman.
  • Pra-tumbuh (pre-emergence), aplikasi sebelum gulma atau tanaman tumbuh.
  • Awal pasca tumbuh (early post emergence), aplikasi saat gulma berdaun 2-3 helai.
  • Pasca tumbuh (post emergence), aplikasi setelah gulma tumbuh berdaun diatas 4 helai.

VII. Pengendalian OPT

Tahapan pelaksanaan pengendalian OPT baik padi sawah maupun padi gogo sama berdasarkan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT):
  • Identifikasi jenis dan penghitungan tingkat populasi hama dilakukan oleh petani dan atau Pengamat OPT melalui kegiatan survei dan monitoring hama-penyakit tanaman pada pagi hari.
  • Menentukan tingkat kerusakan hama. Tingkat kerusakan dihitung secara ekonomi yaitu besar tingkat kerugian atau tingkat ambang tindakan. Tingkat ambang tindakan identik dengan ambang ekonomi, lebih sering digunakan sebagai dasar penentuan teknik pengendalian hama dan penyakit.
  • Taktik dan teknik pengendalian:
1)  Mengusahakan tanaman sehat
2)  Pengendalian hayati
3)  Penggunaan varietas tahan
4)  Mekanik
5)  Fisik
6)  Senyawa semi-kimia (hormon)
7)  Pestisida
  • Jenis-jenis hama padi utama yaitu tikus sawah, wereng coklat, penggerek batang padi, dan keong mas.
  • Jenis-jenis penyakit padi utama yaitu bercak, blas, busuk pelepah, tungro, hawar daun.

VIII. Panen

  1. Panen harus memperhatikan umur tanaman padi dan cara pemanenan serta tinggi pemotongan tanaman
  2. Waktu panen yang tepat dapat didasarkan pada beberapa pedoman, diantaranya (1) Umur varietas yang tercantum di dalam deskripsi varietas, (2) Kadar air 21-26%, (3) Pada saat 30-35 hari setelah berbunga, dan (4) Kenampakan malai 90-95% gabah telah berwarna kuning.
  3. Panen terlalu awal menyebabkan gabah hampa, gabah hijau, dan butir kapur lebih banyak.
  4. Panen terlalu lambat menimbulkan kehilangan hasil karena banyak gabah yang rontok pada saat di lapangan. Selain itu dalam proses penggilingan jumlah gabah yang patah akan meningkat.



Sumber: Litbang & Buku PTT Padi Sawah dan sumber lainnya

POSTINGAN GROUP KPP-INDONESIA

Mohon pencerahanya saudara tani .gmn cara mengatasi padiku ini.padi sudah keluar melai semua dan sudah mulai berisi apakah masih boleh seprot

Komentar
Imam Baidlowi Maaf hanya berbagi, sepertinya kena neckblast/potong leher.
Giono Oke sprt terkena beluk iya mas?
Giono Oke sprt sdh byk..klo msh sedikit beluk di cegah dg obat prevaton dan plenum,, spy beluk tdk byk...maaf klo jwbnn sy kurg pas soalnya msh awam.
Winanto Hidroponik Paser Yang dah putih seperti itu sudah tinggal cabut aje...batang tangkai buah dah putus... dan hama beluk jika sudah begini dah gak bisa di apa apain... yakin saja yng tidak terkena akan selamat.
Kangmadjas Amiin makasih brow doanya
Entonk Nh Sundel....eh....sundep,punya saya jg kena mas,tapi yakin ajah rezki tidak akan pernah tertukar,semoga bisa panen,amin
Kasirin Karyo Itu terkena patah leher. Paling perlu lokalisir u mencegah kerugian yang lebih besar. Musim tanam berikut dicegah atau imunisasi saat padi umur 28, 35, 42 dg Blast 200 SC 50 ml per tangki

MENGENAL KARAKTERISTIK VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH

MENGENAL KARAKTERISTIK VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH PDF Cetak E-mail
Oleh Feriadi, SP
Varietas unggul merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam peningkatan produksi pertanian. Kontribusi nyata varietas unggul terhadap peningkatan produksi padi nasional antara lain tercermin dari pencapaian swasembada beras pada tahun 1984 dan 2007. Hal ini terkait dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas unggul padi, antara lain berdaya hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit  utama, umur genjah, dan rasa nasi enak.
Ditengah makin beratnya tantangan yang dihadapi dalam usaha tani, Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan sejumlah varietas padi unggul baru, teknologi produksi, dan benih sumber varietas unggul padi.Varietas unggul padi sawah tersebut masing-masing dilepas dengan nama Inpari 2 Batipuah, Inpari 22, Inpari 23 Bantul, Inpari 24 Gabusan, Inpari 25 Opak Jaya, Inpari 26, Inpari 27, Inpari 28 Kerinci, Inpari 29 Rendaman, Inpari 30 Ciherang- Sub1 dengan potensi hasil 7,7 – 9,6 ton/ha, dan Inpari 34 Salin Agritan yang toleran pada lahan salin (kadar garam tinggi) dengan potensi hasil 8,1 ton/ha.
Pengertian dan Karakteristik Benih dan Varietas Unggul Padi Sawah
Benih dan varietas unggul padi sawah merupakan galur hasil  pemuliaan yang mempunyai salah satu atau lebih keunggulan khusus seperti potensi hasil  tinggi, tahan terhadap hama penyakit dan toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk, dan atau sifat-sifat lainnya. Varietas unggul salah komponen teknologi yang  penting  untuk meningkatkan produksi  dan pendapatan usaha  tani padi. Berbagai varietas unggul telah tersedia dan dapat dipilih sesuai dengan kondisi wilayah, preferensi petani, dan keinginan pasar.

Jenis dan karakteristik dari varietas unggul meliputi :
-          Varietas Unggul Baru (VUB)
Kelompok tanaman  padi yang memiliki  karakteristi  umur kisaran 100-135 HSS (hari setelah sebar), anakan banyak (>20 tunas/rumpun), bermalai agak lebat (±150 gabah/malai).
-          Varietas Unggul Tipe Baru (VUTB)
Kelompok tanaman padi yang  memiliki  karakteristik postur  tanaman tegap, berdaun lebar dan berwarna hijau tua, beranak sedikit (<15 tunas/rumpun), berumur 100-135 HSS, bermalai lebat (±250 gabah/malai), berpotensi hasil lebih dari 8 ton GKG/ha.
-          Varietas Unggul Hibrida (VUH)
Kelompok tanaman padi  yang terbentuk dari individu-individu generasi  pertama (F1).Berasal dari kombinasi persilangan dari 2 varietas padi yang memiliki  karakteristik potensi hasil  lebih tinggi dari varietas unggulan inbrida.

Manfaat Benih Unggul Berlabel
Varietas unggul memberikan manfaat teknis dan ekonomis yang  banyak bagi
perkembangan suatu usaha pertanian, diantaranya pertumbuhan tanaman menjadi seragam sehingga  panen menjadi  serempak, rendemen lebih tinggi, mutu  hasil  lebih tinggi dan sesuai dengan selera  konsumen, dan tanaman akan mempunyai ketahanan yang  tinggi terhadap gangguan  hama  dan penyakit  dan  beradaptasi yang  tinggi terhadap lingkungan sehingga dapat memperkecil penggunaan input seperti pupuk dan pestisida.
Produktivitas varietas sangat bergantung  pada  genotype  (komposisi gen  yang dimiliki varietas) dan kondisi lingkungan tumbuh (interaksi genotype dengan lingkungan). Faktor-faktor  lingkungan yang  sangat berpengaruh terhadap  penampilan varietas antara lain kesuburan fisik dan kimiawi tanah, iklim, keberadaan hama dan penyakit, teknik budidaya yang digunakan.
Mutu benih meliputi : mutu genetic, mutu fisik, dan mutu fisiologis. Ciri-ciri benih.
bermutu yaitu:
-     Varietasnya asli
-     Benih bernas dan seragam
-     Bersih, tidak tercampur dengan biji gulma atau biji tanaman lain
-    Daya  berkecambah dan vigor  tinggi sehingga  dapat tumbuh baik jika ditanam
di sawah
-     Sehat, tidak terinfeksi oleh jamur atau serangan hama.

Benih berlabel  merupakan benih yang  sudah  lulus proses sertifikasi yang
merupakan salah satu bentuk jaminan mutu benih. Keuntungan menggunakan benih bermutu tinggi meliputi :
a.   Benih tumbuh dengan tepat dan serempak.
b.   Bila disemaikan, mampu menghasilkan bibit yang tegar dan sehat
c.  Ketika ditanam, bibit dapat tumbuh lebih cepat
d.  Pertanaman lebih serempak dan populasi tanaman optimum, sehingga mendapatkan
hasil yang tingi.

Kategori Benih Unggul Berlabel
Kelas benih dalam sistem sertifikasi meliputi :
-     Benih Penjenis/Bredeer seed (BS)
-     Benih Dasar/Foundation seed (FS)
-     Benih Pokok/Stock seed(SS)
-     Benih Sebar/Extention seed (ES)

Benih penjenis (BS) yaitu benih yang terdapat pada urutan pertama pada kelas benih dalam sistim sertifikasi, benih penjenis(BS) ditandai dengan pemberian label warna kuning. Benih ini langsung terdapat pada pemulia tanaman. Kemudian turunan dari benih penjenis(BS) adalah benih dasar(FS), benih dasar adalah benih yang di perbanyak oleh balai benih induk (BBI), benih ini ditandai dengan pemberian label warna putih.kemudian turunan dari benih dasar (FS) adalah benih pokok (SS). Benih pokok (SS) yaitu benih turunan ke tiga dari kelas benih dalam sistem sertifikasi benih yang di tandai dengan pemberian label warna ungu,  benih ini di perbanyak oleh penangkar-penangkar benih untuk di turunkan menjadi benih sebar (ES). Benih yang di jual di pasaran atau yang di gunakan petani adalah benih sebar (ES).  Benih sebar adalah benih turunan ke empat dari kelas benih atau benih turunan terahir, benih ini di tandai dengan pemberian lebel warna biru, dan benih ini hanya bisa dilakukan satukali penanaman.
Sertifikasi Benih
Sertifikasi benih adalah serangkaian pemeriksaan terhadap calon benih yang dimulai sejak dipertanaman sampai pengujian mutu di laboratorium dengan tujuan untuk menjamin kemurnian genetik, mutu fisik, dan mutu fisiologis benih sehingga dapat memenuhi standar mutu benih yang ditetapkan dan layak untuk disebarluaskan.
Sertifikasi dapat dilakukan oleh pemerintah maupun LSSM (Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu) Perbenihan. LSSM adalah suatu lembaga yang diberi wewenang untuk memberikan sertifikasi sistem mutu pada industri /perusahaan benih yang akan menerapkan sistem manajemen mutu terhadap proses produksinya.
Lembaga sertifikasi benih pemerintah adalah BPSMB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih) yang terdapat di setiap provinsi bertugas melakukan penilaian terhadap varietas sertifikasi benih, dan pengawasan mutu terhadap benih yang telah beredar di pasaran. Sertifikasi varietas dilakukan pada setiap tingkatan kelas benih, dari benih dasar (FS/BD) – benih pokok (SS/BP) – Benih Sebar (ES/BR) dengan menggunakan standar mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah menurut jenis tanaman dan kelas masing-masing.
Tabel 1. Standar mutu benih padi berdasarkan kelas benih.

Kelas Benih
Kadar air maks (%)
Benih murni min(%)
Kotoran benih maks (%)
Benih var. Lain maks (%)
Benih tan.lain & biji gulma (%)
Daya tumbuh min (%)
Benih Dasar (BD)
Benih Pokok (BP)
Benih Sebar (BR)
Benih Hibrida (F1)
13,0
13,0
13,0
13,0
99.0
99.0
98.0
98.0
1,0
1,0
2,0
2,0
0,0
0,1
0,2
-
0,0
0,1
0,2
-
80.0
80.0
80.0
80.0
Sumber : Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi, 2010.


Ditulis oleh        : Feriadi, S.P. (Penyuluh Pertanian Pertama BPTP Kep. Babel)
Sumber Materi   : Anonim. 2011. Petunjuk Teknis Demfarm Pengelolaan Tanaman Terpadu
Padi Sawah. BPTP.Kep Bangka Belitung.
Anonim. 2013. Laporan Tahunan 2012 Inovasi Teknologi Menuju Pertanian
Berkelanjutan. IAARD Press, Jakarta.
J.R Hidajat, Sri W, M. Yamin.S, dan H. Sembiring. 2010. Pedoman Umum
Produksi Benih Sumber Padi.