Senin, 14 Maret 2016

Tehnik Irigasi Dan Pengaturan Pengairan Pada Lahan Persawahan

Tehnik Irigasi Dan Pengaturan Pengairan Pada Lahan Persawahan

kpp-indonesia.com- Pengairan adalah kunci utama dalam pertanian padi, baik tidaknya kualitas dari produktivitas padi sangat bergantung pada bagaimana kita mengatur dan mengelola air. Tapi kita juga harus kita mengerti bahwa pada dasarnya padi bukan merupakan tumbuhan air, sehingga tanaman tersebut tidak harus selalu digenangi air.. Dengan memahami hal ini, maka diharapkan para petani dapat menghemat dalam penggunaan air dan dapat melakukan pengairan secara tepat..
Pada budidaya tanaman padi sebaiknya pengairan dilakukan secara berselang atau pengairan intermiten. Pengairan berselang adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian.
Manfaat Dan Tujuan Pengairan Berselang:
Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi jangkauanya menjadi lebih luas.
Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara sehingga perakaran lebih sehat dan dapat berkembang lebih dalam.
Mencegah timbulnya keracunan besi.
Mencegah terjadinya penimbunan asam organik dan gas H2S yang akan bisa menghambat perkembangan akar
Akar bisa berkembang lebih baik
Mengurangi Resiko terjadinya kerebahan,
mengaktifkan jasad renik mikroba yang sangat bermanfaat bagi tanaman padi
mengurangi jumlah anakan padi yang tidak produktif
menyeragamkan proses pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah sehingga lebih dapat efektif dalam penyerapan tanaman.
Mengurangi resiko serta memudahkan pengendalian dan pencegahan hama berupa keong mas,
Mengurangi resiko penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang
Mencegah terjadinya busuk batang.
( Sumber: Badan Litbang Pertanian )
Berikut Cara Penerapan Pengairan Yang Tepat:
1. Saat proses penanaman bibit baru, sebaiknya kondisi air di sawah dalam keadaan macak-macak. Hal tersebut dimaksudkan agar memudahkan para petani dalam menanam bibit padi. Selanjutnya secara bertahap tanaman digenangi air setinggi 2-5 cm.
Kondisi ini dibiarkan sampai 10 hari, karena selama waktu 10 hari tersebut bibit yang telah dicabut mengalami stress akibat terkena terik matahari, Penggenangan air ini bertujuan untuk mengurangi stress akibat terik matahari. Setelah lebih dari 10 hari setelah tanam, air dibiarkan sampai kondisi macak-macak kembali sampai 14 hst. Saat inilah waktu yang pas untuk pemberian pupuk yang pertama.
2. Sekitar 2 hari setelah pemupukan sawah kembali digenangi air setinggi 3-5 cm. Begitu seterusnya dengan selang waktu yang sama.
3. Setelah memasuki vase generatif, maka sebaiknya tanaman selalu digenangi air setinggi 3-5 cm. Tapi, hal ini pun tak mutlak harus dilakukan. Tanaman juga masih bisa di biarkan dalam keadaan macak-macak. Pada fase generativ ini tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang banyak untuk pengisian bulir padi.
4. memasuki usia 10-14 hari sebelum masa panen, sawah dibiarkan dalam kondisi macak-macak sampai kering. karena apabila dalam kondisi tersebut tanaman digenangi air maka hasil panen padi akan kurang bagus.

Sumber : kabartani.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar